Selasa, 25 Desember 2012

MENATA RUANG KELAS DAN PERLENGKAPANNYA

TUGAS AKHIR MANAJEMEN KELAS MAKALAH ILMIAH “MENATA RUANG KELAS DAN PERLENGKAPANNYA” KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan karunia serta rahmat dan hidayah-NYA sehingga makalah ilmiah yang berjudul “MENATA RUANG KELAS DAN PERLENGKAPANNYA” dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Komsini sebagai dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ilmiah ini. Kami juga mengucapkan kepada teman-teman yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran kami harapkan untuk kemajuan mkalah ilmiah ini. Kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat berguna untuk semua pihak, terutama untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semarang, November 2012 Penulis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ruang kelas merupakan suatu taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.(Ahmad 1995:14). Syarat – syarat kelas yang baik adalah: (1) rapi, bersih, sehat, tidak lembab, (2) cukup cahaya yang meneranginya, (3) sirkulasi udara cukup, (4) perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi, dan (5) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang. Penataan ruang kelas dan kelengkapannya dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di ruang kelas tersebut. Sebagai calon guru harus bisa mengetahui bagaimana cara menata ruangan tersebut agar siswa dapat tertarik untuk belajar serta nyaman untuk siswa sehingga kegiatan belajar berjalan dengan lanjar, tujuan pembelajaran tercapai serta hasil belajar siswa memuaskan. B. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana cara mengatur ruang kelas dengan baik? b. Bagaimana cara mengatur perlengkapan kelas dengan baik? C. TUJUAN Diharapkan dengan makalah ilmiah ini dapat membantu pembaca dan teman-teman untuk mengetahui cara menata ruang kelas dan perlengkapannya dengan baik. D. MANFAAT Dengan membaca makalah ini pembaca mendapatakan manfaat sebagai berikut: a. Dapat mengetahui cara mengatur ruang kelas dengan baik. b. Dapat mengetahui cara mengatur perlengkapan ruang kelas dengan baik. E. RELEFANSI Sumber-sumber untuk pembuatan makalah ilmiah ini sesuai dengan judul yang saya pilih yaitu Menata Ruang Kelas Dan Perlengkapannya. Dimana kelas yang baik harus rapi, teratur dan bersih sehingga siswa nyaman belajar dan membuat siswa semangat sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancer dan tujuan pembelajaran tercapai serta hasil belajar memuaskan. BAB II PEMBAHASAN A. Ruang Kelas Ruang kelas merupakan hal yang paling utama untuk menunjang proses belajar mengajar. Penataan ruang kelas mempengaruhi prilaku dan kebiasaan belajar siswa. Siswa membutuhkan lingkungan kelas yang tertata, membangkitkan semangat, dan nyaman untuk bisa belajar efektif di kelas. Di dalam sebuah kelas terdapat perlengkapan guna menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Seperti meja dan kursi untuk siswa, meja kursi untuk guru, papan tulis, papan absensi, peta, gambar-gambar penunjang kegiatan belajar mengajar, almari, tempat sapu, tempat sampah, tempat pencuci tangan dan lain sebagainya. Perlengkapan tersebut perlu di tata agar ruang kelas rapi dan tidak kacau. B. Menata Ruang Kelas Dan Perlengkapannya Untuk menata ruang kelas dan perlengkapannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Dinding Kelas Pada dinding kelas agar tampak menari dapat di tempelkan seperti, gambar presiden dan wakilnya beserta lambang garuda dapat di tempelkan pada bagian depan kelas, peraturan tata tertib bisa di tempelkan dekat jadwal pelajaran lalu jadwal piket, jadwal pelajaran dan jadwal piket dapat berupa print out atau tulisan tangan guru sekreatif mungkin, agar siswa minat membaca, pasang jam dinding pada bagian tembok belakang atas lalu di bawahnya dapat di pasangkan peta, bagian tembok belakang kanan dapat di pasang kastok yang berguna untuk menaruh sapu dan sulak dan bagian belakang kirinya dapat di pasang kastok juga yang berguna untuk menaruh penggaris panjang, segitiga atau yang lainnya yang di gunakan pada saat pembelajaran. Lalu pada tembok bagian kanan atau kiri tempat duduk siswa dapat di tempelkan gambar pahlawan atau alat music tradisional atau gambar-gambar yang mendukung pembelajaran. Atau jika ingin ada sesuatu yang berbeda dari kelas yang lain agar siswa tidak merasa bosan, guru dapat membuat tempelan di dinding yang di tempelkan berupa kotak berbentuk balok yang jumlahnya menyesuaikan jumlah siswa, dan setiap kotaknya bertuliskan nama siswa. Dan guru juga mempunyai kotak tersendiri yang bernama “BANK SOAL” pada bank soal ini setiap selesai pembelajaran artinya siswa pulang ke rumah, guru menaruhkan soal pada bank soal tersebut, jadi ketika siswa berangkat mereka akan mengambil soal dan mengerjakannya lalu menaruh jawabannya pada kotak mereka masing-masing, siswa yang berangkat lebih awal dapat memilih soal. Cara tersebut merupakan alternatif yang dipilih guru untuk siswa latian soal. 2. Ruang Lantai Mengatur perlengkapan agar memudahkan siswa bergerak, siswa mudah untuk diawasi dan tidak menganggu ruang gerak guru. Posisikan papan tulis dengan baik agar bisa di jangkau oleh semua siswa, jauhkan saklar atau kabel-kabel listrik yang berserakan di lantai. Pengaturan ruang lantai dapat disesuaikan dengan kondisi kegiatan belajar menagajar, seperti pada pembelajaran kelompok dengan pembelajaran seperti biasanya tentu pengaturan lantainya berbeda, karena berhubungan dengan meja kursi. 3. Meja Tulis Siswa Pengaturan meja tulis siswa dapat juga disesuaikan dengan kegiatan apa yang akan di laksanakan dalam ruangan, misalnya saja berkelompok, atau berdiskusi bersama. Jadi pengaturan meja kursi dapat bervariasi tidak monoton. Ketika pembelajaran berlangsung mungkin meja kursi di tata seperti biasa (bisa dilihat pada gambar) dan jika ada kegiatan kelompok pengaturannya berbeda ketika waktu pembelajaran biasa. Dalam pengaturan tempat duduk siswa ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, yaitu : 1. Perlu adanya jalan untuk berlalu lintas jadi beri jarak bangku satu dengan bangku lainnya. 2. Pastikan meja dan kursi sesuai dengan jumlah siswa. 3. Pertimbangkan usia siswa 4. Pertimbangkan jumlah siswa 5. Pertimbangkan kegiatan yang akan dilaksanakan 6. Pertimbangkan posisi kontak liistrik, jendala dan pintu 7. Dan benda-benda bahaya ada dilokasi yang aman dan terkunci Pengaturan tempat duduk tersebut di maksudkan agar siswa nyaman mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Guru juga dapat memberi variasi dengan satu minggu sekali memberlakukan rolling yang depan pindah keblakang yang blakang pindah kedepan dan yang tegah menyesuaikan, agar siswa sama-sama merasakan bagaimana duduk di depan, di tengah atau di belakang, dan salah satu cara agar siswa tidak bosan jadi tidak monoton itu-itu saja. Atau bisa dengan melakukan variasi tempat duduk dengan tempat duduk di tata seperti angkare dan guru dapat lebih mudah untuk mengawasi siswa, guru dapat berdiri di tengah-tengah siswa untuk menjelaskan dan pada posisi ini juga dapat di pergunakan untuk performance. 4. Stasiun Kerja Komputer Kelas pada sekolah dasar saat ini dilengkapi dengan sarana komputer. Dengan komputer ini dapat memperluas kesempatan belajar siswa. Sebagai guru kelas harus menyediakan sarana tersebut, namun komputer yang digunakan harus kembali lagi disimpan di ruangan asal, jadi komputer tersebut dibawa ke kelas ketika pelajaran komputer berlangsung. Guru dapat mengatur jadwal agar tidak memakan waktu banyak, pada jam pertama mungkin lebih efisien karena guru dapat sedikit datang lebih awal untuk mempersiapkan pelajaran jadi waktu tidak terbuang. Dan ketika pembelajaran, sekolah tidak menyidiakan banyak komputer jadi siswa diminta untuk berkelompok, kelompok maksimal 3 orang, agar siswa lebih konsen dan tidak banyak berbicara dengan temannya. Pasang monitor agar guru lebih cermat untuk mengawasi siswa, jauhkan komputer dari kapur, cairan, magnet dan debu. 5. Meja Tulis Guru, Lemari Arsip, Proyektor Dan Perlengkapan Lainnya Meja tulis guru sebaiknya diletakan didepan kelas, agar guru dapat mengawasi siswa, memperhatikan keadaan siswa, jadi bukan siswa yang harus mengawasi gurunya, tapi disinilah peran guru, jangan sekali-kali meletakan meja tulis guru di blakang meja kursi siswa, karena guru akan susah mengawasi siswa dan siswa merasa tidak ada yang memperhatikan. Jika para siswa dapat menggunakan alat yang ada di meja guru, seperti crayon atau pena, sebaiknya dibuat prosedur antara guru dan siswa, apakah harus ada izin terlebih dahulu atau tidak. Lemari arsi dan lemari penyimpanan barang-barang yang fungsional dan sekiranya selalu digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar sebaiknya diletakan dekat dengan meja tulis guru, yang paling penting tidak menggangu pandangan guru terhadap siswa. Komputer untuk mengarsip laporan absensi atau keterlambatan dan lain sebagainya yang diletakan di dekat meja guru, sebaiknya tidak menggangu guru untuk mengawasi dan memperhatikan siswa. Guru harus menjaga kerahasiaan data-data siswa. 6. Lemari Buku Lemari buku yang berada dalam ruang kelas sebaiknya diletakan sedemikian rupa, sehingga tidak menghalangi siswa untuk beraktifitas, tidak menghalangi siswa untuk melihat papan tulis dan tentu saja tidak menghalangi pandangan guru terhadap siswa-siswanya. Lemari ini sebaiknya di tempatkan tidak jauh dari guru karena di dalam lemari buku ini terdapat banyak benda yang perlu di gunakan dalam proses pembelajaran berlangsung. Pilihlah bentuk lemari buku yang tinggi keatas jadi tidak memakan tempat di rung kelas tersebut, jika dalam satu kelas hanya mempunyai satu lemari buku, cobalah simpan buku-buku yang jarang digunakan dilemari itu juga dengan di tata dengan rapi. 7. Pusat Pusat merupakan suatu tempat siswa diperbolehkan mengerjakan kegiatan khusus, mempelajari sebuah topic atau berkelompok. Pusat ini dapat berbentuk sebuah ruangan yang dapat dibatasi dengan almari atau jika guru mempunyai ruangan kelas yang tidak cukup besar, guru sebaiknya mempergunakan lahan yang ada di belakang tempat duduk siswa paling belakang, disitu dapat di taruh tikar jadi suasana jadi akrab dan nyaman. 8. Hewan Peliharaan, Akuarium, Dan Benda Khusus Dengan adanya hewan peliharaan akan menarik perhatian siswa, bawalah binatang peliharaan ketika suasana kelas sudah mulai tengang, misalnya ketika akan mendekati ujian mid semester, karena jika pada awal semester mereka masih merasa senang dengan kelas yang baru. Dengan hewan peliharaan usahakan perhatian siswa masih memperhatikan pelajaran, bukan focus dengan hewan. Sebelum memilih hewan peliharaan apa yang akan di bawa ke kelas, guru harus memperhatikan apa ad siswa yang alergi dengan binatang, dan fikirkan terlebih dahulu, jika ada hewan peliharaan akan membebankan siswa untuk memberi makan, merawat dan lain sebagainya. 9. Ruang Penyimpanan Dan Perlengkapan Ruang penyimpanan di dalam kelas biasanya guru memultifungsikan almari untuk menyimpan perlengkapan penunjang proses kegiatan pembelajaran 10. Buku Ajar Dan Material Pembelajaran Lainnya Mengidentifikasi buku ajar dan material pembelajaran (kamus, ensiklopedia, majalah, Koran, petaglobe dan perkayasa matematika) yang akan digunakan di dalam kelas. Pastikan jumlahnya mencukupi jumlah siswa, buatlah rak buku untuk menaruh buku-buku yang akan digunakan jadi mudah untuk aksesnya, guru menentukan buku mana yang akan di bawa siswa pulang untuk panduan belajar dan buku mana pula yang harus disimpan di kelas. Jika ada material-material tambahan yang belum diketahui dapat dikonsultasikan dengan kepala sekolah. 11. Pekerjaan Siswa Dan Berkas Portofolio Buatlah sebuah folder khusus siswa untuk menaruh pekerjaan mereka, folder dapat diletakan pada meja siswa atau sekeliling tempat duduk siswa, dapat juga tugas-tugas siswa tersebut dijadikan dalam bentuk file berupa CD, jadi dapat digunakan dimasa mendatang dan dapat di arsipkan. Sama dengan halnya pekerjaan siswa, berkas portofolio yang siswa kerjakan juga perlu di simpan di dalam forder agar siswa dapat lebih mudah untuyk mnjangkaunya. 12. Material Ruang Kelas Yang Sering Digunakan Guru tidak dapat mengandalkan siswa untuk selalu membawa peralatan yang lengkap, sebaiknya guru juga menyediakannya wealaupun sudah memberi daftar catatan perlengkapan kepada orang tua. Perlengkapan yang sering digunakan dan guru harus menyediakannya seperti : kertas dengan berbagai ukuran dan warna, spidol yang larut dalam air, penggaris, pena, lem, isolative dan bahan-bahan untuk praktik ipa, letakan benda-benda tersebut pada rak yang mudah dijangkau. 13. Perlengkapan Guru Biasanya guru mendapatkan material-material pembelajaran dari kantor untuk keperluan pembelajaran, sebaiknya guru mempunyai buku kelas, buku rencana mata pelajaran, edisi khusus guru bagi seluruh buku ajar. Benda-benda tersebut dapat diletakan pada meja tulis guru. 14. Material Lainnya Jam dindin dan kalender sangat penting sekali bagi ruang kelas karena sebagai penanda waktu, benda-benda yang dibutuhkan lainnya adalah : tisu, kain lap, sarung tangan, perban, dan juga untuk perbaikan-perbaikan kecil dibutuhkan palu, tang, dan obeng. 15. Benda-benda Milik Para Siswa Guru dapat merencanakan sebuah ruangan untuk tempat benda-benda milik siswa, misalnya dengan membuat rak khusus untuk barang-barang siswa, sehingga ketika di ruang kelas dan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, ruangan tampak rapi. 16. Perlengkapan Sebelum melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar periksalah perlengkapan sepertio komputer, proyektor, perekan CD, VCR, simpanlah benda-benda tersebut pada tempat yang mudah di jangkau. 17. Benda-benda Yang Jarang Digunakan Atau Musiman Simpanlah benda-benda yang tidak terpakai di belakang almari, atau bisa juga diletakan dalam kotak kardus dan simpan di atas almari. BAB III PENUTUP A. Simpulan Ruang kelas merupakan hal yang paling utama untuk menunjang proses belajar mengajar. Penataan ruang kelas mempengaruhi prilaku dan kebiasaan belajar siswa. Didalamnya terdapat perlengkapan-perlengkapan yang harus di tata secara rapih. Untuk menata ruang kelas dan perlengkapannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : a. Dinding Kelas b. Ruang lantai c. Pengaturan meja tulis siswa d. Stasiun kerja komputer e. Lemari buku f. Pusat g. Hewan peliharaan, akuarium, dan benda-benda khusus h. Ruang penyimpanan dan perlengkapan i. Buku ajar dan material pembelajaran lainnya j. Pekerjaan siswa dan portofolio k. Material ruang kelas yang sering digunakan l. Perlengkapan guru m. Material lainnya n. Benda milik para siswa o. Perlengkapan p. Benda-benda yang jarang digunakan atau musiman B. Saran Penataan ruang kelas tidak semudah yang dibayangkan, keuletan dan kekreatifan seorang guru untuk menata ruang kelas sangat di butuhkan. Dan janganlah sungkan untuk menata ruang kelas anda, karena akan berdampak positif pada siswa. DAFTAR PUSTAKA Evertson.Carolyn M,Emmer.Edmud T.Mnajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta:KencanaPrenada Media Grup,2011. Retnaningdyah blogspot.com/menata-ruang-kelas-sekolah dasar.html www.sekolahdasar. Net/kelas-yang-menyenangkan.html episentrum.com/contoh-tata-ruang-kelas-sekolah-dasar.html www.scribd.com/penataan-peralatan-kelas.html www.massofa.wordpress.com/hakikat-pengelolaan-dan-penataan-kelas.html akhmadsudrajat.wordpress.com/penataan-tempat-duduk-siswa.html gurukratif.wordpress.com/manajemen-kelas.html

TIK

Pengelolaan Prilaku Bermasalah Pada Anak SD

Nama : Lutfiana Ade Pamungkas
NPM : 10120333
Progdi : PGSD
E-mail : vianadepamungkas@gmail.com

Pengelolaan Prilaku Bermasalah Pada Siswa SD

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran dikelas seorang guru harus dapat menciptakan situasi dan kondisi didalam kelas yang tenang, nyaman, tertib, dan tidak ada gangguan yang dapat menghambat proses pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai maksimal dan materi dapat tersampaikan kepada siswa, Guru harus menerapkan metode yang bervariatif dan dapat mengelola kelas dengan baik.
Salah satunya adalah mengelola perilaku bermasalah pada siswa. Perilaku bermasalah pada siswa perlu ditangani dengan serius dan tidak boleh menganggap remeh mengenai perilaku bermasalah, dikarenakan dengan adanya perilaku bermasalah, otomatis dapat mengganggu proses pembelajaran menjadi terhambat, situasi kelas menjadi tidak tenang dan aman dan bahkan, dapat menimbulkan efek-efek negatif kedepannya yang lebih parah, jika guru tidak cepat tanggap terhadap perilaku-perilaku bermasalah pada siswa.
Guru dapat mengamati tingkah laku siswa untuk mengetahui perilaku-perilaku bermasalah pada siswa, sehingga perilaku bermasalah dapat ditangani dengan cepat. Perilaku bermasalah pada siswa itu beragam macam dan jenisnya dan perlu mendapat perhatian khusus dari guru, oleh karena itu didalam makalah ini akan membahas secara lebih dalam mengenai perilaku-perilaku bermasalah pada siswa dan bagaimana upaya oran tua dan guru untuk menanggulangi timbulnya perilaku bermasalah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah artikel ilmiah pengelolaan perilaku bermasalah pada siswa Sekolah Dasar adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku bermasalah?
2. Apa saja strategi pengelolaan perilaku bermasalah?
3. Bagaimana upaya orang tua dan guru untuk menanggulangi perilaku bermasalah?

C. Tujuan
Tujuan disusunnya artikel ilmiah pengelolaan perilaku bermasalah pada siswa Sekolah Dasar adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian perilaku bermasalah.
2. Pembaca dapat mengetahui dan menerapkan strategi yang digunakan dalam menghadapi perilaku bermasalah.
3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara untuk menanggulangi perilaku bermasalah.

D. Manfaat
Manfaat disusunnya artikel mengenai pengelolaan perilaku bermasalah pada siswa Sekolah Dasar adalah :
1. Guru dapat mengelola dengan baik perilaku bermasalah pada siswa, sehingga proses KBM dapat berjalan dengan baik dan lancar
2. Guru dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mengatasi perilaku bermasalah pada siswa, sehingga perilaku bermasalah dapat ditangani dengan tepat dan diatasi dengan baik.
3. Guru tidak perlu khawatir lagi dan cemas dalam menghadapi perilaku bermasalah pada siswa, karena telah memiliki pedoman dalam mengatasi perilaku bermasalah.
4. Guru memiliki cara atau upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya perilaku bermasalah pada siswa.
5. Suasana kelas/sekolah menjadi aman, nyaman, dan tenang terkendali dengan adanya pengelolaan perilaku bermasalah pada siswa.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Perilaku Bermasalah
Perilaku bermasalah adalah tingkah laku siswa yang menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan temannya. Lebih lanjut dikatakan apabila anak tiba-tiba tidak dapat melakukan apa-apa juga merupakan indikasi bahwa anak mengalami masalah yang segera harus ditangani gurunya.
Salah satu kesulitan memahami perilaku bermasalah ialah karena perilaku tersebut tampil dalam perilaku menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut “mekanisme pertahanan diri” karena dengan perilaku tersebut individu dapat mempertahankan diri atau menghindar dari situasi yang menimbulkan ketegangan.
Penggunaan mekanisme pertahanan diri dalam diri anak sebenarnya dikatakan normal apabila dalam taraf yang tidak berlebihan (apabila mekanisme pertahan diri dalam taraf berlebihan disebut neurotik). Sebab tujuan dari mekanisme pertahanan diri adalah untuk melindungi ego dan mengurangi kecemasan yang setiap saat diperlukan setiap orang terutama pada anak-anak.

B. Strategi pengelolaan prilaku bermasalah
Salah satu prinsip umum yang bermanfaat dalam memilih sebuah strategi adalah menggunakan sebuah pendekatan yang efektif dalam menghentikan perilaku yang tidak pantas dengan segera dan yang memiliki dampak negatif paling sedikit.
1. Intevensi Kecil
a) Penggunaan Isyarat Noll
Terkadang menyentuh dengan lembut dilengan atau bahu dari siswa tersebut membantu mengisyaratkan keberadaan Anda dan memiliki efek menenangkan.
b) Teruskan Kegiatan yang Sedang Berlangsung
Sering kali perilaku siswa sangat mengganggu selama masa transisi di antara kegiatan atau selama waktu kosong ketika tidak ada fokus yang dikhususkan bagi pengawasan waktu kosong. Lakukan saja kegiatan selanjutnya dan arahkan para siswa tersebut pada perilaku yang dibutuhkan.

c) Gunakan Kedekatan
Menggabungkan kedekatan dengan isyarat non-verbal untuk menghentikan perilaku yang tidak pantas tanpa mengganggu pelajaran.
d) Gunakan Kelompok Fokus
Gunakan peringatan, pertanggungjawaban grup, atau format partisipasi yang lebih tinggi lagi untuk mengembalikan perhatian siswa pada mata pelajaran ketika perhatian telah mulai tidak fokus atau ketika para siswa sudah tidak aktif lagi dalam jangka waktu yang lama.
e) Berlakukan Penghentian Sejenak
Beritahukan kepada para siswa untuk menghentikan perilaku yang tidak diharapkan. Lakukan kontak mata secara langsung dan bersikap asersif. Pertahankan komentar Anda sesingkat mungkin, dan awasi situasi tersebut hingga siswa tersebut mematuhi.
Masih banyak strategi dalam mengatasi perilaku bermasalah siswa diantaranya arahkan kembali perilaku, memberikan intruksi yang dibutuhkan, berikan sebuah pilihan kepada siswa.

2. Intervensi Sedang
a) Menahan Sebuah Hak Istimewa
Para siswa yang menyalahgunakan sebuah hak istimewa (misalnya, yang diperbolehkan bekerja bersama dalam kelompok dalam sebuah proyek, duduk didepat teman-teman, atau memiliki kebebasan berkeliling ruang kelas tanpa izin) dapat kehilangan hak istimewa tersebut dan diwajibkan mendapatkannya kembali dengan menerapkan perilaku yang pantas.
b) Mengisolasi atau Memindahkan Siswa
Para siswa yang mengganggu sebuah kegiatan dapat dipindahkan ke tempat lainnya dari ruangan tersebut, jauh dari para siswa lainnya. Adalah sangat membantu untuk memiliki ruangan dengan sisi-sisi, atau setidaknya sebuah meja dibagian belakang ruangan yang membelakangi para siswa.

c) Gunakan Sebuah Hukuman
Sebagai contoh, dalam pendidikan jasmani, para siswa mungkin diharuskan untuk berlari sebanyak satu putaran tambahan atau melakukan pushup. Atau pelajaran matematika, siswa diberikan soal tambahan.
Strategi lain yang bisa diterapkan adalah memberikan penahanan, dan melaporkan ke kantor sekolah.

3. Intervensi yang Lebih Besar
a) Gunakan Prosedur Intervensi Lima Langkah
Jones dan Jones (2001), menyarankan lima langkah berikut ini ketika berurusan dengan perilaku siswa yang mengganggu :
Langkah 1 : Gunakan sebuah tanda non-verbal untuk mengisyaratkan pada siswa tersebut agar berhenti.
Langkah 2 : Jika perilaku tersebut tidak berhenti, mintalah siswa tersebut untuk menaati peraturan yang diinginkan.
Langkah 3 : Jika gangguan tersebut masih berlanjut, berikan pilihan kepada siswa berupa menghentikan perilaku tersebut atau memilih mengembangkan sebuah rencana.
Langkah 4 : Jika siswa tersebut masih juga belum berhentu, wajibkan kepada siswa tersebut agar berpindah ke wilayah yang sudah ditunjuk dalam ruangan untuk menuliskan sebuah rencana.
Langkah 5 : Jika siswa tersebut menolak mematuhi langkah 4, kirimkan siswa tersebut ke lokasi lainnya (misalnya kantor sekolah) untuk menyelesaikan rencana.
b) Gunakan Strategi “Saatnya Berfikir”
Strategi saatnya berpikir menyingkirkan siswa yang tidak mau patuh ke ruang kelas dari guru lainnya untuk memberikan waktu bagi siswa tersebut untuk mendapatkan fokusnya dan masuk kembali ke ruang kelas setelah melakukan komitmen untuk mengubah perilaku (Nelson & Carr, 2000).



c) Gunakan Model Terapi Realitas
Gagasan William Glasser (1975) dapat diterapkan menggunakan tahapan berikut ini :
1) Membentuk keterlibatan dengan para siswa
2) Fokus pada masalah
3) Siswa harus menerima tanggung jawab bagi perilaku tersebut
4) Siswa sebaiknya mengevaluasi perilaku tersebut
5) Kembangkan sebuah rencana
6) Siswa harus membuat sebuah komitmen untuk menaati rencana
7) Tindak lanjuti dan laksanakan.
Selain itu strategi yang dapat digunakan adalah berunding dengan orang tua, dan membuat sebuah kontrak individual dengan siswa.

C. Upaya Orang Tua dan Guru Untuk Menanggulangi Perilaku Bermasalah
Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan masing-masing.
Pertama, lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Kehidupan kelurga yang kering, terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis akan menyebebkan anak tidak kerasan tinggal di rumah. Anak tidak mersa aman dan tidak mengalami perkembangan emosional yang seimbang. Akibatnya, anak mencari bentuk ketentraman di luar keluarga, misalnya gabung dalam group gang, kelompok preman dan lain-lain. Banyak keluarga yang tak mau tahu dengan perkembangan anak-anaknya dan menyerahkan seluruh proses pendidikan anak kepada sekolah. Kiranya keliru jika ada pendapat yang mengatakan bahwa tercukupnya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan berlangsungnya perkembangan kepribadian yang optimal bagi para remaja.
Kedua, bagaimana pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kontras tajam antara ajaran dan teladan nyata dari orang tua, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh panutan di masyarakat akan memberikan pengaruh yang besar kepada sikap, perilaku, dan moralitas para remaja. Kurang adanya pembinaan moral yang nyata dan pudarnya keteladanan para orangtua ataupun pendidik di sekolah menjadi faktor kunci dalam proses perkembangan kepribadian remaja. Secara psikologis, kehidupan remaja adalah kehidupan mencari idola. Mereka mendambakan sosok orang yang dapat dijadikan panutan. Segi pembinaan moral menjadi terlupakan pada saat orang tua ataupun pendidik hanya memperhatikan segi intelektual. Pendidikan disekolah terkadang terjerumus pada formalitas pemenuhan kurikulum pendidikan, mengejar bahan ajaran, sehingga melupakan segi pembinaan kepribadian penanaman nilai-nilai pendidikan moral dan pembentukan sikap.
Ketiga, bagaimana kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat apakah mendukung optimalisasi perkembangan remaja atau tidak. Saat ini, banyak anak-anak di kota-kota besar seperti Jakarta sudah merasakan kemewahan yang berlebihan. Segala keinginannya dapat dipenuhi oleh orangtuanya. Kondisi semacam ini sering melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kedewasaan anak. Pemenuhan kebutuhan materiil selalu tidak disesuaikan dengan kondisi dan usia perkembangan anak. Akibatnya, anak cenderung menjadi sok malas, sombong, dan suka meremehkan orang lain.
Keempat, bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak. Akhir-akhir ini banyak dirasakan beban tuntutan sekolah yang terlampau berat kepada para peserta didik. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga dipaksa oleh orangtua untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan mengikuti les tambahan di luar sekolah. Faktor kelelahan, kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi yang terbatas pada seorang anak sering tidak diperhitungkan oleh orangtua. Akibatnya, anak-anak menjadi kecapaian dan over acting, dan mengalami pelampiasan kegembiraan yang berlebihan pada saat mereka selesai menghadapi suasana yang menegangkan dan menekan dalam kehidupan di sekolah.
Kelima, bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan. Pengaruh-pengaruh tersebut maka munculah kelompok-kelompok remaja, gang-gang yang berpakaian serem dan bertingkah laku menakutkan yang hampir pasti membuat masyarakat prihatin dan ngeri terhadap tindakan-tindakan mereka. Para remaja tidak dipersatukan oleh suatu identitas yang ideal.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Perilaku bermasalah adalah tingkah laku siswa yang menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan temannya.
Strategi-strategi yang digunakan dalam mengatasi perilaku bermasalah diantaranya:
1. Intervensi kecil : penggunaan isyarat non-verbal, teruskan kegiatan yang sedang berlangsung, pendekatan, kelompok fokus, arahkan kembali perilaku, memberikan instruksi, penghentian sejenak, berikan pilihan kepada siswa.
2. Intervensi Sedang : menahan hak istimewa, memindahkan siswa, hukuman, penahanan,laporkan kekantor sekolah
3. Intervensi besar : gunakan pemecahan masalah, prosedur intervensi lima langkah, strategi “saatnya berpikir”, model terapi realitas, berunding dengan orang tua, membuat kontrak individual dengan siswa.
Upaya yang dilakukan orang tua dan guru untuk menanggulangi perilaku bermasalah, diantaranya : lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama, bagaimana pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan masyarakat, bagaimana kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat apakah mendukung optimalisasi perkembangan remaja atau tidak, bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak, bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan.

B. Saran
Guru harus mengerti dan memahami betul maksud dari pengelolaan perilaku bermasalah, agar dapat membedakan anak yang memiliki perilaku bermasalah, atau tidak. Dalam menghadapi perilaku bermasalah pada siswa, sebaiknya guru menggunakan strategi yang tepat, agar perilaku bermasalah tersebut dapat diatasi dengan benar dan tidak mengganggu proses KBM. Guru hendaknya selalu memantau, berkomunikasi dan menjalin kedekatan yang baik dengan siswa dengan sikap yang hangat dan penuh kasih sayang, untuk mencegah timbulnya perilaku yang bermasalah khususnya bullying dan pengaduan. Selain guru, peran orang tua juga penting dalam upaya menanggulangi perilaku bermasalah, oleh sebab itu orang tua dan guru harus bersinergi dan bekerjasama untuk mencegah timbulnya perilaku bermasalah. Guru sebaiknya membuat peraturan-peraturan disekolah, bagi siswa yang melanggar peraturan ditindak dengan tegas agar perilaku bermasalah pada siswa tidak terulang kembali.

























DAFTAR PUSTAKA

Evertson, Carolyn M. ,Emmer, Edmund T. 2011. Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Fandi. 2011. “Bimbingan Bagi Anak Yang Berperilaku Masalah”. http://belajaritu baik.wordpress.com/2011/05/18/bimbingan-bagi-anak-yang berperilakubermasalah-2/. (27 Oktober 2012).

Rian. 2011. “Perilaku Menyimpang”. http://silvrz.blogspot.com /2011/11/perilaku-menyimpang.html. (27 Oktober 2012).










Sabtu, 22 Desember 2012

aku yakin kamuu yang terbaik. karena Tuhan lebih tau yang terbaik untuk umatnya. kalo emg kamu bukan yang terbaik kita g akan seperti ini. :*